Saturday, November 28, 2009

Limbah Kemarin,Air Minum Hari Ini.



KoranTempo.com, 18 Novermber 2008

Semua air limbah di stasiun antariksa internasional, termasuk urine dan keringat, didaur ulang menjadi air siap minum.

KENNEDY SPACE CENTER — Semua orang juga tahu bahwa dibutuhkan nyali besar untuk menjadi seorang astronot. Kini persyaratan itu ditambah dengan keberanian mengatasi rasa jijik karena seorang astronot harus siap meminum air kencing manusia dan binatang, limbah air toilet, air sisa sikat gigi, serta keringat.

Tentu saja semua air limbah yang biasanya digelontorkan ke got itu telah dipurifikasi sebelum menjadi air minum. Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, tidak akan membiarkan pegawai elitenya itu meminum air kotor dan berbau pesing.

Sistem daur ulang air itulah yang akan dipasang oleh ketujuh awak pesawat ulang-alik Endeavour, yang meluncur menuju stasiun antariksa internasional ISS, Jumat malam lalu. Sistem yang unik itu menuntut para astronot juga bisa memasang pipa dan toilet tambahan serta dua kompartemen tidur, karena NASA berencana melipatgandakan jumlah awak ISS dari tiga menjadi enam orang pada Mei tahun depan.

Donald R. Pettit, salah seorang astronot yang tergabung dalam misi, mengatakan dia menjuluki sistem baru itu “mesin pembuat kopi”. “Karena dia akan mengambil kopi yang diminum kemarin dan menggunakannya menjadi kopi hari ini,” kata Pettit.

Mantan petugas sains di stasiun antariksa itu menyatakan sistem pemurni air tersebut sangat hebat. Sistem itu akan menyuling, menyaring, mengionisasi, dan mengoksidasi air limbah menjadi air siap minum.

Tak kurang dari US$ 250 juta atau Rp 2,9 triliun diinvestasikan NASA untuk membuat peralatan canggih itu. NASA memang tengah diburu waktu, karena pesawat ulang-aliknya memasuki masa pensiun dalam dua tahun mendatang. Mereka harus mencari jalan untuk menjamin awak stasiun ISS memperoleh suplai air bersih yang cukup.

Meski sistem daur ulang ini telah siap, NASA belum berencana menggunakannya dalam waktu dekat. Para teknisi ingin menganalisis sampel untuk memastikan bahwa alat itu berfungsi dengan sempurna dalam kondisi gravitasi nol.

Di bumi, air hasil penyulingan itu lolos semua tes, termasuk pengujian rasa dengan blind test. Para peserta tes diminta meminum air hasil penyulingan urine dan “teman-temannya” itu dan membandingkannya dengan air keran yang diproses dengan cara yang sama tanpa mengetahui air yang mereka teguk.

“Sejumlah orang mungkin berpikir hal itu amat menjijikkan. Tapi jika dilakukan dengan benar, air hasil proses distilasi itu jauh lebih murni dibandingkan apa yang Anda minum di bumi,” kata Heidemarie Stefanyshyn-Piper, astronot Endeavour.

Penasaran dengan rasa air yang dihasilkan lewat penyulingan urine? Ternyata rasanya lumayan juga. Selain sedikit rasa yodium yang tajam, rasanya sama saja dengan air biasa.

Robert Bagdigian, kepala proyek sistem pemurnian air di MSFC, sengaja membotolkan air distilasi urine itu untuk dicoba oleh khalayak umum. Botol air kemasan itu ia beri label sehingga orang berpikir dua kali sebelum menenggaknya meski sedang kehausan setengah mati. “Kami hanya menggunakan bahan terbaik! Urine, keringat, uap makanan, air sisa mandi, limbah binatang simulasi, dan sedikit yodium. Tak ada penambahan karbohidrat atau kalori.”

Bagdigian mengaku, komentar yang paling sering diungkapkan orang yang mencoba air itu adalah rasa samar yodium. Zat kimia itu memang sengaja ditambahkan pada langkah akhir proses untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba. “Selain rasa yodium, air ini sama segarnya dengan jenis air apa pun,” kata Bagdigian. “Saya punya beberapa botol dalam kulkas saya. Bagi saya rasanya oke-oke saja.”

Sambil bercanda, Bagdigian menyatakan bahwa air itu memang tak bakal laris bila dijual. Tapi bila dilihat dari kecanggihan cara pembuatannya, bisa dipastikan air purifikasi itu adalah air minum kemasan termahal di bumi dan antariksa.

Meski sistem tersebut amat menguras anggaran NASA, dalam jangka panjang air hasil daur ulang itu amat murah bila dibandingkan dengan ongkos pengiriman ke ISS, seperti yang selama ini dilakukan. Sebab, bila dihitung secara kasar, mengirim air dari bumi ke stasiun yang berjarak 400 kilometer itu membutuhkan biaya lebih dari Rp 125 juta tiap liter.

Setiap kali ada pesawat ulang-alik yang diluncurkan ke ISS, air pasti ada di dalam daftar muatannya. “Ketika pesawat itu pensiun, sistem pengiriman suplai air akan terhenti,” kata Sandra Magnus, astronot Endeavour yang akan tinggal di ISS selama empat bulan. Magnus akan menggantikan posisi Greg Chamitoff yang telah berada di ISS sejak Juni lalu.

Magnus akan menjadi orang pertama di antara awak ISS lainnya yang akan mencicipi hasil daur ulang campuran pipis manusia, tikus laboratorium, keringat, serta air sisa sel bakar penyedia sumber tenaga pesawat itu, jika instalasi tersebut mendapat lampu hijau dari NASA.

Dia amat heran terhadap reaksi jijik yang diterimanya dari banyak orang soal sistem tersebut. Sebab, menurut dia, pada dasarnya air yang digelontorkan ke toilet akan menguap dan turun kembali dalam bentuk air hujan. “Kita meminum air daur ulang setiap hari pada jangka waktu yang sedikit lebih panjang,” tuturnya.TJANDRA DEWI | NYTIMES | BBC |SCIENCEDAIL

No comments:

Post a Comment